
Drakor Tersedih Sepanjang Masa
Kisah Cinta & Perpisahan di TWENTY-FIVE TWENTY-ONE
Drakor Tersedih mulai terasa dari Twenty-Five Twenty-One yang menceritakan asmara antara Na Hee Do dan Baek Yi Jin. Mereka tumbuh bareng di masa sulit ekonomi dan konflik pribadi, lalu cinta mereka diuji oleh ketidakpastian. Cerita ini membuat banyak orang menangis saat episode tragedinya muncul.
Baca juga: Rekomendasi 4 Drakor Netflix Terbaik Pekan Ini: Cek Yuk!

Konflik & Harapan di Youth of May
Drakor Tersedih muncul nyata di Youth of May ketika cinta antara dokter dan perawat muda terjalin di tengah pergolakan sejarah Gwangju tahun 1980. Pasangan itu harus menghadapi jarak, keputusan sulit, dan waktu yang terus menekan. Drama ini membuat penonton ikut berharap dan takut kehilangan.
Move to Heaven & Kisah Hidup setelah Kematian
Drakor Tersedih makin mendalam lewat Move to Heaven yang menempatkan Han Geu Roo, pemuda penyandang sindrom Asperger, menyelesaikan urusan terakhir orang meninggal bersama pamannya. Ia menemukan kisah-kisah klien yang seringkali membawa air mata bagi siapa pun yang mendengarnya.
Keputusan Hidup di 18 Again
Drakor Tersedih tampil melalui 18 Again ketika protagonis tua berubah kembali jadi muda dan melihat masa lalu yang penuh penyesalan. Ia mendapati bahwa hidup yang dijalani penuh kompromi, cinta terabaikan, dan kesempatan yang terlewat. Penonton ikut merasakan beban emosional dari perubahan identitas dan nostalgia.
Baca juga: Fight for My Way: Drama Korea Penuh Inspirasi Dibintangi Park Seo-joon & Kim Ji-won
Trauma & Penyembuhan di It’s Okay to Not Be Okay
Drakor Tersedih makin terasa di It’s Okay to Not Be Okay ketika Moon Gang Tae dan Ko Moon Young menghadapi luka batin dari masa lalu. Emosi mereka menumpuk, dan penonton ikut merasakan bahwa menyembuhkan diri kadang sama sulitnya dengan bertahan hidup.
Baca juga: Drakor I Kill U: Hidup dengan Identitas Orang Lain dan Ketegangan yang Menyiksa

Fantasi & Kehilangan di Goblin
Drakor Tersedih juga muncul dalam fantasi Goblin, yang menggabungkan elemen abadi, kematian, dan metafora penantian. Goblin menolak pergantian waktu, dan akhirnya harus menyerahkan segalanya agar cinta sejati bisa merdeka. Drama ini menampilkan bahwa cinta dan kehilangan bisa berada dalam satu garis cerita.